SILVER DOLLAR (METYNNIS SCHRELTMUELLERL)
Ikan
silver dollar merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang memiliki
nilai ekonomis tinggi bukan hanya sebagai komoditi lokal, tetapi juga merupakan
komoditi ekspor, sehingga ikan ini mempunyai potensi yang tinggi untuk
dikembangkan sebagai ikan komersial.
Permasalahan
yang timbul dalam pengembangan ikan ini diantaranya adalah penyediaan benih
masih sulit. Salah satu penyebab sulitnya penyediaan benih ini adalah masih
sulitnya ikan ini dipijahkan dalam wadah budidaya, derajat penetasan dan
kelangsungan hidup larva rendah. Salah satu cara yang telah dilakukan untuk menanggulangi permasalah
tersebut adalah pemijahan secra buatan dengan rangsangan hormonal. Cara
tersebut akan diterangkan secara detail pada pembahasan berikut.
3.1.1 Deskripsi Ikan Silver Dollar
Ikan
silver merupakan ikan introduksi yang didatangkan dari sungai amazon, amerika
Selatan. Ikan ini termasuk kedalam famili Characidae. Bentuk badannya pipih dan
panjangnya dapat mencapai 15 cm. Warna badan dan perutnya perak mengkilap dan
agak keabu-abuan pada bagian punggungnya.
Jenis
kelamin ikan ini relatif mudah dibedakan setelah dewasa dengan melihat sirip
analnya. Sirip anal ikan silver dollar betina agak meruncing dibagian depannya
dan berwarna jingga cerah atau merah menyolok bila telah matang gonad.
Sedangkan ikan jantannya memiliki sirip anal yang bundar dibagian depannya dan
berwarna jingga jika telah matang gonad, tetapi warna ini kurang mencolok
dibandingkan dengan betinanya.
Ikan
ini termasuk herbivora, memakan daun-dauanan seperti selada air dan tanaman air
lainnya yang berdaun lunak. Ikan silver dollar sudah dapat dipijahkan pada pH
air 6.8-7.0 dengan suhu air 26-30 oC.
3.1.2 Pemeliharaan Induk
Pemijahan
induk silver dollar jantan dan betina dilakukan secara terpisah dalam akuarium
kaca yang berukuran cm yang ditempatkan pada ruangan tertutup. Pemeliharaan
secara terpisah ini dimaksudkan agar ikan dapat matang gonad serentak dan tidak
terjadi pemijahan liar yang tidak dikehendaki. Akuarium tempat pemeliharaan
induk diisi air setinggi 35 cm serta diberi aerasi. Dalam satua kuarium
dimasukkan sekitar 10 ekor induk. Untuk
menjaga kualitas air pemeliharaan induk dilakukan pergantian air dua hari
sekali sebanyak ¼ bagian atau tergantung kebutuhan.
Pemberian
makanan kepada induk dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari berupa
larva Chironomus (chu merah) beku atau segar, atau cacing rambut yang diselingi
dengan memberikan selada air. Induk ikan dipelihara hingga matang gonad atau
siap dipijahkan.
Induk
ikan silver dollar yang matang gonad dapat dilihat dari penampakan tepi sirip
ekor yang berwarna merah tua kehitaman, operkulum (tutup insang) berwarna
kemerahan, dan pada badan tepat dibelakang tutup insang terdapat dua bintik
hitam. Bila induk betina kelihatan perutnya yang membesar (gendut).
Pemijahan
ikan silver dollar dapat dilakukan secara alami, akan tetapi waktu terjadinya
pemijahan tidak dapat diprediksi dengan baik sehingga relatif sulit untuk
menentukan target produksi benih. Oleh karena itu, pemijahan ikan silver dollar
ini perlu dilakukan dengan rangsangan hormon. Seperti pada pemijahan dengan
rangsangan hormonal yang dijelaskan sebelumnya, induk-induk silver dollar yang
akan disuntik ditimbang dahulu untuk mengetahui beratnya dan kemudian
menentukan banyaknya hormon yang harus disuntikkan. Hormon yang umum dipakai
untuk merangsang pemijahan ikan silver dollar adalah ovaprim. Penggunaan
ekstrak kelenjar hipofisa ikan mas untuk menyuntik ikan silver dollar jarang
dipakai, karena ukuran ini relatif kecil sehingga sulit menentukan dosis yang
diberikan.
Dosis
yang diberikan pada ikan silver dollar dengan menggunakan ovaprim yakni memakai
dosis 0,7 ml/ kg bobot ikan. Penimbangan ikan diperlukan untuk mengetahui dosis
yang digunakan. Untuk bobot yang berbeda dapat menggunakan sistem konversi
berdasarkan dosis yang ada.
Untuk
mengurangi stres, sebelum dilakukan penyuntikan, sebaiknya ikan dibius terlebih
dahulu dengan menggunakan MS-222 dengan konsentrasi sekitar 100 mg perliter
air. Setelah ikan dibius, diangkat dan kemudian diletakkan diatas gabus busa
tebal. Dengan hati-hati ikan disuntik dibagian daging pungggung yang paling
tebal. Diusahakan menggunakan jarum suntik yang paling kecil.
Setelah
penyuntikan selesai, ikan dikembalikan lagi ke wadah pemijahan. Wadah pemijahan
dapat berupa akuarium dengan ukuran cm
atau bak beton yang diisi air sedalam 25 cm dan diberi tanaman air Hydrilla.
Kedalam setiap wadah dimasukkan sepasang induk jantan dan betina. Air dalam
wadah pwmijahan dinaikkan tingginya menjadi 35 cm setelah dilakukan penyuntikan
kedua.
3.1.3 Penetasan Telur dan
Pemeliharaan Larva/Benih
Setelah
ikan memijah, ditandai dengan banyaknya telur yang tersebar didasar wadah
pemijahan, kedua induk ikan diangkat dan dipindahkan kewadah pemeliharaan induk
semula. Tanaman Hydrilla dalam akuarium juga diambil dan dibuang. Dan untuk
mencegah serangan penyakit, kedalam wadah pemeliharaan induk yang selesai
memijah ditambahkan 1-2 sendok garam dapur dan Methylene Blue 1 mg/l.
Telur-telur
didalam wadah pemijahan dapat dibiarkan menetas diwadah tersebut, tetapi dapat
juga dipindahkan atau disatukan kedalam wadah khusus untuk penetasan telur.
Cara memindahkan telur harus dilakukan secara hati-hati agar telur tidak rusak.
Pengambilan telur dari wadah pemijahan dapat dilakukan dengan menyiponya dengan
selang dan telur yang keluar ditampung di baskon, kemudian telur-telur tersebut
dimasukkan ke wadah penetasan.
Kualitas
air penetasan tetap dijaga dengan cara mengganti airnya sebanyak 30% setiap
hari. Bila telur-telur sudah menetas (sekitar 50-70 jam setelah pemijahan)
dilakukan penyiponan terhadap telur-telur yang tidak berhasil menetas untuk
menjaga kualitas air tetap baik.
Pemberian
pakan kepada larva dilakukan setelah larva berumur 4 hari. Pakan yang diberikan
ke larva berupa nauplii Artemia yang baru menetas. Frekuensi pemberian pakan
dilakukan 3 kali sehari, pagi, siang dan sore hari. Setelahg benih agak besar,
pakan yang diberikan berupa cacing rambut atau kutu air sampai ikan akan
dijual.
Selama
pendederan ikan dapat dilakukan penjarangan kepadatan agar pertumbuhannya tidak
terhambat. Pendederan ikan dilakukan di wadah yang lebih besar seperti akuarium
berukuran cm atau bak beton cm.