Sabtu, 01 Juni 2013

PENGARUH UMUR YANG BERBEDA PADA LARVA IKAN PLATY PEDANG (Xiphophorus Maculatos) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN KELAMIN JANTAN DENGAN MENGGUNAKAN HORMON METILTESTOSTERON

PROPOSAL PENELITIAN







oleh
MUHAMMAD ARDIE SONATA
NPM : 1010016111009





JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2013

Judul                   :  Pengaruh Umur Yang Berbeda Pada Larva Ikan Platy Pedang (Xiphophorus Maculatos) Terhadap Tingkat Keberhasilan Pembentukan Kelamin Jantan Dengan Menggunakan Hormon Metiltestosteron
Nama                  :  Muhammad Ardie Sonata
NPM                    :  1010016111009
Program Studi   :  Budidaya Perairan
Fakultas              :  Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta


Disetujui Oleh :


Ketua Jurusan BDP
Fakultas Perikanan dan                                                       Pembimbing I
ilmu Kelautan




(Dra. Elfrida, M.Si, Apt)                                          (Prof. Dr. Ir. Hafrijal Syandri, M.S)                                                          
                                                                                               
Pembimbing II



                                                                                        (Dr. Azrita, S.Pi, M.Si)
                                               

RINGKASAN

Muhammad Ardie Sonata. 1010016111009. Pengaruh Umur Yang Berbeda Pada Larva Platy Pedang (xiphophorus maculatos)Terhadap Tingkat Keberhasilan Pembentukan Kelamin Jantan Dengan Menggunakan Hormon Metiltestosteron” Dengan Pembimbing Bapak Prof. Dr. Ir. Hafrijal Syandri, M.S Dan Dr. Azrita, S.Pi, M.Si.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui umur yang optimal larva ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos) terhadap tingkat keberhasilan pembentukan kelamin jantan dengan metode perendaman menggunakan hormon metiltestosteron.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan wadah sebanyak 9 buah dengan ukuran 30 x 15 x 15 cm.dengan padat tebar ikan uji 20 ekor/ wadah.
Pakan yang digunakan adalah pellet halus/tepung yang telah dicampur dengan hormon 17α-methyltestosterone dan alkohol 70 % 1 liter sebanyak 50 mg/kg pakan. Pakan yang diberikan 3 kali sehari yaitu pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB.
 Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam perlakuan beda umur, masing-masing diulang 3 kali sehingga terdapat 9 unit percobaan dengan  perlakuan A. pemberian pakan pada larva ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos ) yang umur 2 hari setelah penetasan dengan dosis hormon metiltestosteron 2 ppm. Perlakuan B.            pemberian pakan pada larva ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos) pada umur 4 hari setelah penetasan dengan dosis hormon metiltestosteron 2 ppm. Perlakuan C. pemberian pakan pada larva ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos) pada umur 6 hari setelah penetasan dengan dosis hormon metiltestosteron 2 ppm.


   
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Ikan Platy (Xiphophorus maculates) berasal dari Amerika Tengah dan Utara (Clidad Veracruz, Meksiko Utara Belize). Ukuran maksimum dari ikan Platy yaitu mencapai 5 cm. Ikan ini memiliki sifat yang ramah dan tidak agresif, oleh karena itu sangat cocok digunakan sebagai ikan hias pada aquascaping. Ikan platy dapat hidup pada pH 7,0 – 8,0, pada suhu 20 – 26 °C. ikan Platy dapat diberi pakan buatan maupun alami. Platy memiliki banyak sekali bentuk varian warna seperti dari jenis spotted, gold comet, red wag, black, blue coral, leopard, mickey mouse, dan lainnya Ikan ini sangat mudah beradaptasi dan memiliki toleransi yang baik dalam berbagai kondisi lingkungan tempat hidupnya. Platy menyukai habitat dengan banyak tanaman, karena ikan ini cenderung berenang dan berkembang biak diantara tetanaman. Ikan ini menyukai arus sedang (Anonim 2010).
Pada dasarnya, ikan Platy memiliki beberapa perbedaan ciri kelamin antara jantan dan betina. Yang pertama adalah ciri primer. Ciri primer dari ikan Platy Jantan adalah ikan Platy Jantan memiliki gonopodium yang terletak di dekat sirip analnya, sedangkan ikan Platy betina tidak memiliki gonopodium (Foster dan Smith3 2011). Ciri sekunder pada ikan Platy jantan yaitu ika Platy jantan lebih kecil dibandingkan dengan betinanya. Selain itu, warna ikan Platy Sunset jantan jauh lebih mencolok dibandingkan betinanya (Foster dan Smith3 2011).
Berdasarkan morfologisnya, platy jantan memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan sirip yang lebih panjang dan menarik dari pada platy betina, sehingga permintaan platy jantan lebih banyak dari pada platy betina. Produksi platy kelamin jantan dapat diperoleh dengan cara menggunakan teknologi seks reversal yang melibatkan determinasi dan diferensiasi kelamin (Devlin and Nagahama, 2002).
Teknik sex reversal pada ikan yang banyak dilakukan adalah pada ikan nila dengan penambahan hormon sintetik 17α-methyltestosterone (17a-mt). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan hormon 17a-mt pada pakan dengan dosis 40-60 mg/kg pakan selama 3-4 minggu pada benih  ikan nila berumur 7-9 hari setelah menetas  efektif untuk  sex reversal  dan  mampu menghasilkan populasi jantan mendekati 100%  ( Bowker  et al. 2007). 
Teknik terbaru untuk memproduksi benih ikan jantan adalah sex reversal atau pembalikan kelamin. Pada kebanyakan ikan terdapat kemungkinan untuk membalik jenis kelaminnya dengan pemberian androgen atau steroid melalui pakan atau perendaman. Salah satu faktor penting untuk keberhasilan pembalikan jenis kelamin adalah umur dari larva ikan nila yang direndam dalam larutan hormon metiltestosteron. Hal ini sangat terkait dengan persentase jumlah larva yang berhasil untuk dibentuk menjadi berkelamin jantan (Maskulinisasi). Penelitian tentang umur yang optimal bagi larva ikan nila yang akan dilakukan maskulinisasi sejauh ini masih belum ditentukan secara pasti.
Berdasarkan hal diatas penulis tertarik melekukan penelitian yaitu tentang “Pengaruh Umur Yang Berbeda Pada Larva Ikan Platy (Xiphophorus maculates) Terhadap Tingkat Keberhasilan Pembentukan Kelamin Jantan Dengan Menggunakan Hormon Metiltestosteron”
B.     TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur yang optimal larva ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos) terhadap tingkat keberhasilan pembentukan kelamin jantan dengan metode perendaman menggunakan hormon metiltestosteron .
C.    MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi informasi dan pedoman dari pengmbangan usaha budidaya ikan khususnya ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos)



MATERI DAN METODE PENELITIAN
A.    Materi Penelitian
A.1 Bahan
bahan yang digunakan adalah benih ikan yang berumur 2, 4  dan 6 hari sebanyak  ± 180 ekor, padat tebar tiap wadah adalah 20 ekor. Pakan berupa pelet halus/tepung yang dicampur dengan hormon 17 –α methyl testosteron  sebanyak 50 mg/kg pakan dan alkohol 70 % untul 1 liter.
A.2  Alat
alat yang digunakan adalah aquarium sebanyak 9 buah dengan ukuran 30 x 15 x 15 cm yang ditempatkan pada kolam. Penyemprot (sprayer) untuk menyemprotkan larutan hormon secara merata ke permukaan pakan, timbangan digital, sendok, dan seser untuk menangkap ikan uji.
B. Metode Penelitian
metoden yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan langsung turun kelapangan. dan rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu suatu bentuk rancangan percobaan di mana perlakuan dikenakan secara acak pada unit-unit percobaan yang homogen.
B.1  Hipotesis Dan Asumsi
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
H0 = Tidak ada pengaruh pada pemberian pakan yang mengandung hormon 17 α-methyl testosteron terhadap perubahan kelamin jantan dan kelangsungan hidup ikan nila.
H1 =  Ada pengaruh pada pemberian pakan  yang mengandung hormon 17 α-ethyl testosteron terhadap perubahan kelamin jantan dan kelangsungan hidup ikan nila.
Asumsi-asumsi yang dikemukakan adalah :
·         Pengaruh genetika ikan dianggap sama
·         Pengaruh lingkunangan dianggap sama
·         Peluang ikan dalam mendapatkan pakan berhormon dianggap sama.

B.2 Perlakuan
Penelitian  perlakuan hormon metiltestosteron dimulai saat larva berumur 2, 4 hari setelah menetas dan larva berumur 3  hari setelah menetas  pada ikan platy.
Perlakuan dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam perlakuan beda umur, masing-masing diulang 3 kali sehingga terdapat 9 unit percobaan. kedua perlakuan tersebut adalah:
A.    pemberian pakan pada larva ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos) yang umur 2  hari setelah penetasan dengan dosis hormon metiltestosteron 2 ppm.
B.     pemberian pakan pada larva ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos) pada umur  4 hari setelah penetasan dengan dosis hormon metiltestosteron 2 ppm.
C.     pemberian pakan pada larva ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos) pada umur 6 hari setelah penetasan dengan dosis hormon metiltestosteron 2 ppm.

B.3 Prosedur Kerja
Kegiatan awal yang dilakukan adalah pembuatan pakan hormon yaitu dengan cara hormon dilarutkan dan diencerkan dalam alkohol. Kemudian larutan hormon dicampurkan dengan pakan dengan cara menyemprotkan larutan hormon secara merata dengan menggunakan sprayer dan pakan diaduk-aduk. Setelah tercampur merata, pakan dibiarkan diudara terbuka ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. 
Berikut ini cara pembuatan pakan yang mengandung hormon 17 α-methyl testosteron menurut zairin, ( 2002 )
-        Timbang 50 mg, Hormon 17 α-methyltestosteron
-        Larutkan dalam  1 liter alcohol 70 %
-        Masukan dalam alat penyemprot
-        Semprotkan pada 1 kg pakan pellet
-        Aduk dan kering-anginkan pellet diruang yang tidak kena sinar matahari
-        Pellet siap diberikan atau simpan pellet dalam lemari pendingin.
Kegiatan selanjutnya adalah penempatan wadah  kemudian ikan uji dimasukan sebanyak 20 ekor per wadah.
Pakan diberikan 3 kali sehari secara adlibitum dengan waktu pemberian pakan yaitu pada jam 07:00, 12:00 dan 17:00 WIB, perlakuan berlangsung selama 30 hari.
Setelah itu, dilakukan identifikasi jenis kelamin secara morfologi dengan menggunakan luv. Ikan uji diambil satu persatu dibedakan berdasarkan jenis kelamin dengan ciri-ciri sebagai berikut, ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos) jantan memiliki sirip yang lebih panjang dari ikan Platy Pedang (xiphophorus maculatos) betina.
B.4 Peubah Yang Diamati
B.4.1 Parameter  Uji Utama
Parameter uji utama yang diukur dalam penelitian ini adalah keberhasilan pembentukan jenis kelamin. Keberhasilan pembentukan jenis kelamin diukur dengan menggunakan rumus:
·          Jumlah ikan jantan
·          Jumlah ikan betina
·          Jumlah ikan intersex
B.4.2 Parameter Penunjang
Parameter penunjang dalam penelitian ini berupa tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan dan parameter kualitas air, yang diukur dengan rumus:
·          Tingkat kelangsungan hidup/Survival Rate (SR)
·          Pertumbuhan ikan
Menurut Effendi (1979) pertumbuhan ikan diukur dengan menggunakan rumus laju pertumbuhan mutlak:
W = Wt – Wo
      t
Dimana:
Wt    : berat rata-rata ikan pada waktu tertentu (gram)
Wo   : berat rata-rata ikan pada waktu t = 0 (gram)
t        : waktu (hari)
o   Oksigen terlarut diukur dengan DO meter.
o   Suhu air diukur dengan termometer.
o   pH air diukur dengan pH pen.
  


JADWAL WAKTU PENELITIAN
Jadwal waktu kegiatan penelitian yang akan dilakukan adalah SBB :
1.  Minggu I: Persiapan.
2.  Minggu II – VII: Pengumpulan data, pengolahan dan analisis data secara garis besar.
3.  Minggu V II : Penyusunan laporan draf, mulai dari BAB I sampai dengan BAB V
4.  Minggu VIII : Laporan akhir

RENCANA BIAYA PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian karya ilmiah untuk memenuhi tugas akhir ( skripsi ) pada Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, maka semua biaya penelitian ditanggung oleh penulis. Dengan rincian seperti tabel berikut :
No
Satuan
Harga ( Rp )
1
Biaya Pembuatan Proposal
50.000
2
Biaya Pembelian Ikan
200.000
3
Biaya Pembelian Pakan
300.000
4
Biaya Dokumentasi
50.000
5
Biaya Pembelian Alkohol
250.000
6
Sprayer
10.000
7
Biaya Tak Terduga
250.000
Jumlah
1.110.000

  
DAFTAR PUSTAKA
Devlin, R. H., and Y. Nagahama. 2002. Sex Determination and Sex Differentiation in Fish: an Overview of Genetic, Physiological, and Environmental Influences. Aquaculture 208: 191–364. ( dalam e-Jurnal, Dwi Mulyasih. 2012 ).
Effendie, M.I. 1978. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Agromedia Bogor.
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid 1, 2 Dan 3  Untuk SMK. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional,
Rustidja, 1998. Sex Reversal Ikan Nila. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang.57 Hal
Steel, Robert G.D, Torrie, James H. 1989. Prinsip Dan Prosedur Statistika, PT. Gramedia Jakarta.
Surakhmad, W. 1989. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito. Bandung. 386 Hal
Suryabrata, S. 1995. Metode Penelitian. Universitas Gadjah Mada. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 115 Hal
Zairin, M. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan Atau Betina. Penebar Swadaya.